Confessions of The Blog Statistic-holic

Bukan rahasia lagi jika mengecek statistik blog adalah hal yang paling sering saya lakukan, selain chat di YM, facebook-an, blogwalking, dan surfing ide. Maaf, twitter masih kalah pamor :)

Dan histats selama ini memang tak mengecewakan. Di sana banyak fitur yang bisa dieksplorasi, baik secara real time maupun sekedar melacak aktivitas pengunjung. Mana artikel yang sering diakses, dan keyword apa saja yang mengena,..pokoknya ngga habis-habis lah kalau mantengin statistik. Dan memperhatikan angka-angka yang bergerak naik turun memang asyik. Apalagi saat pengunjung sedang rame dan grafik meningkat tajam, wah saya bisa senyum-senyum sendiri kayak baru dapet rejeki nomplok. Padahal mah, rejeki dari mane? *haha*

Intinya, saya terobsesi statistik blog hingga hampir masuk dalam kategori stadium lanjut.

Tapi kemudian saya berfikir, apakah ini bagus? Karena lama-lama saya mengalami hal-hal berikut:

Buang-buang waktu
Sesaat memang menyenangkan, namun setelah melirik jam, my God, apa yang saya lakukan? Banyak hal yang seharusnya diprioritaskan malah menguap dimakan statistik. Akibatnya, konsentrasi hilang plus mood lenyap, dan saya harus menunggu sekian waktu lagi tuk menyetelnya ke level semula. So, it’s waste of time.

Mengaduk emosi
Ketika grafik naik, happy. Ketika turun, panik! What the hell? Apa yang salah dengan blog saya? Kenapa begini, kenapa begitu? Fikiran-fikiran itu terus-terusan menghantui dan kadang terbawa mimpi. It’s true!

Jadi, daripada tensi naik dan terkena resiko mati muda, leave it for your own good.

Mempengaruhi kualitas menulis
Blogging saya kira bukan semata tentang angka dan traffic. Tanpa disadari, jika saya benar-benar peduli pada traffic, mungkin saya akan mempertimbangkan menerbitkan postingan hanya demi search engine, bukan orang. Disini timbul dilema baru, karena pengalaman saya tentang hal ini begitu cetek, dan relevansinya jauh dari apa yang dianjurkan para tetua blogger. Dan bila dipaksakan, kesannya jadi hambar. Kualitas tulisan dan ritme blogging pun terganggu. Bad idea.

Kesimpulan...
Saya terinspirasi oleh artikel ayongeblog, yang menyatakan bahwa aktivitas blogging adalah seperti lari marathon, bukan sprint. Konsistensi, kesabaran dan kejujuran, adalah sebagian faktor-faktor yang semestinya dimiliki seorang blogger. Hmm, ada benarnya.

We are different, in essence, from other men. If you want to win something, run 100 meters. If you want to experience something, run a marathon (Emil Zatopek)

Memperlakukan statistik blog secara semestinya memang bukan pekerjaan mudah, terutama bagi saya yang masih harus banyak belajar ngeblog, hingga dapat memanfaatkannya secara lebih proporsional.

Sobat pernah mengalami hal serupa? Atau ada pandangan lain?

(image credit)