March 21, 2010

Book Review: Seni Berbicara (Think on Your Feet)

Kedengarannya aneh. Saya sama sekali ngga berlatar belakang bisnis, dan mungkin saya termasuk dalam barisan kebanyakan tipikal manusia Indonesia sejak zaman dulu kala: alergi bisnis. Bukan tanpa alasan. Karena dari sekian banyak faktor yang menentukan kesuksesan suatu bisnis, ada satu faktor yang masih bikin bulu kuduk saya merinding: berbicara di depan umum!

Ekstrimnya, bila saya dihadapkan pada situasi dimana saya diharuskan berbicara sepatah dua patah kata di depan umum, ada 2 pilihan yang langsung terlintas:

Satu, lari terbirit-birit.
Dua, lari terkencing-kencing.

Ok, mungkin agak terlalu klise. Tapi juga ngga 100 persen salah.

Sering saya berfikir, kalau saja saya dulu masuk jurusan Psikologi, Ekonomi, atau jurusan sosial lainnya, masalah ini mungkin bukan sesuatu yang jadi ganjalan. Tapi karena terlanjur nyasar di Teknik Sipil, yang notabene cuma ngurusin rumus dan angka, saya rasa hal ini bisa jadi musuh dalam selimut yang patut dikaji secara lebih serius.

sory, sampulnya dimutilasi si kecil :)

Seni Berbicara. Begitu judul buku yang saya gaet kira-kira setahun yang lalu ini, yang merupakan terjemahan dari buku Think on Your Feet edisi pertama tahun 1981. Tampilan? Cover-nya yang hitam legam memberi kesan elegan, plus dikombinasi huruf judul berwarna putih, seakan kontras dan beraksen tegas dengan dibumbui sedikit warna merah menyala. Jadi terkesan sejenis buku underground. Beda banget dengan buku-buku motivasi lainnya yang cenderung meriah dan optimis.

Namun sub judulnya itu yang membuat saya terus dilanda penasaran:
Kiat-kiat berfikir jernih di bawah tekanan dan berkomunikasi efektif untuk menjadi pembicara hebat dan handal

Berfikir jernih? Otak saya seperti ada bunyi saklar. Tuing. Ya, mungkin faktor ini yang selama ini menghambat apa yang seharusnya saya miliki untuk dapat berbicara lugas di depan umum. Mungkin juga ada sesuatu yang belum saya ketahui mengenai trik-trik pada masalah ini. Atau, jangan-jangan fikiran saya ini sudah terlalu kotor, sehingga tak jua menemukan jawabannya? Yang terakhir disebut ini, saya nyerah deh.:)

The Author
Kenneth Wydro. Seperti pada umumnya buku terjemahan, tak ada biografi singkat. Namun pada kata pengantarnya ada beberapa kalimat yang menuturkan kegiatannya sebagai instruktur pelatihan, pembicara profesional, dan motivator di seminar-seminar berskala nasional di Amerika.

Kata pembukanya sungguh memikat..
Para pemikir besar sepanjang sejarah telah memperlihatkan kepada kita bahwa seorang jenius bukanlah orang yang dianugerahi talenta atau kemampuan khusus; jenius adalah orang yang memfokuskan dan mengarahkan talenta atau kemampuan alaminya. Jauh sebelum Edison lahir, prinsip-prinsip kelistrikan sudah ada. Namun Edison berhasil menemukan bagaimana menyalurkan dan memfokuskan hukum-hukum alam untuk tujuan praktis. Ia mempersembahkan untuk dunia sebuah cahaya pengetahuan khusus yang kemudian mengubah kualitas kehidupan modern.

Well, ngga butuh waktu lama untuk mengajak saya tenggelam lebih jauh di alam kata-katanya...

Content
Dari ulasannya ada beberapa yang sudah tidak asing di telinga, seperti teknik relaksasi dan konsentrasi. Ok, lanjut merambah ke halaman-halaman berikutnya, ketemu dengan yang namanya teknik slight edge.

Deskripsinya begini:
Dalam liga baseball utama, seorang pemukul yang menghasilkan 2 kali pukulan home run di setiap 10 pukulan percobaan, disebut pemukul .200. Dalam waktu singkat, seorang pemukul .200 akan ’dipecat’ oleh pihak manjemen dan dikirim kembali ke liga minor, dan bila rata-rata pukulannya tidak bisa berkembang kembali, dia harus segera mencari pekerjaan baru di luar baseball.

Namun, seorang pemukul yang menghasilkan 3 pukulan home run setiap 10 kali pukulan percobaan, disebut pemukul .300 dan dianggap sebagai keberhasilan besar. Di pasaran terbaru, para pemukul .300 seringkali dibayar ratusan ribu dolar setahun, dengan kontrak jangka panjang yang berkelanjutan dan bernilai jutaan dolar.

Jadi, para pemukul .300 jauh berbeda kelasnya dengan para pemukul .200. Penyebabnya adalah satu pukulan lebih banyak. Bukan batas yang lebar, hanya sebuah batas tipis (slight edge). Tapi hal itu menimbulkan perbedaan yang teramat besar.

Waw. Saya terdiam cukup lama merenungi uraian itu. Benar juga, cuma beda tipis di prosesnya tapi di hasil akhirnya bisa berbeda layaknya langit dan bumi. Betapa itu mengingatkan saya saat menonton pertandingan atletik. Beda sepersekian detik saja bisa menentukan apakah akan berakhir emas atau tidak sama sekali. It make me wonder for a while...


Selanjutnya buku setebal 216 halaman ini menyajikan paparan yang sangat terfokus di setiap babnya. Selain teknik-teknik yang sudah disebut di atas, disini ada juga pelatihan sikap, bagaimana mengelola fikiran-fikiran latar yang progresif, aturan praktis komunikasi, latihan membaca keras, hingga koleksi cerita-cerita yang inspiratif.

Bagian terakhir itu yang saya rasa jadi semacam pelepas penat, setelah berlama-lama dahi dipaksa berkerut dan otak diperas, kita disuguhkan cerita-cerita yang segar namun penuh makna. Ada 16 cerita. Dan berikut ini adalah cerita favorit saya:

Mengerami Telur Anda

Saya terbiasa berfikir bahwa ayam itu sejenis burung yang bodoh, yang mengetok, mencakar dan berkukuruyuk semau mereka di sekeliling halaman sepanjang hari. Mereka mematuk dan mencakar, mencari biji-biji jagung ke segala penjuru, mengepak-ngepakkan sayapnya sambil berjalan miring dalam batas-batas pagar kawat yang mengungkung mereka. Mereka menghabiskan sepanjang hari mereka dengan berkotek tanpa arti, mereka tidak pernah benar-benar mencapai sesuatu.

Namun, kemudian saya mulai berfikir tentang sebutir telur. Ayam betina, ketika berusaha menciptakan kehidupan baru, akan meninggalkan kebiasaan mematuk dan mencakar di halaman, membiarkan semuanya dalam keheningan, dan hanya duduk diam. Ia akan membuai telur kecil itu, menjaganya tetap hangat, dan mendekapnya erat hingga 21 hari kemudian, seekor mahluk baru akan mulai mematuk dari dalam telurnya.

Selama tepat 21 hari, ayam betina tua yang bodoh itu akan menarik diri dan hanya duduk mengerami telur tersebut sampai menetas. Barangkali dia akan keluar ke halaman sesekali untuk mencakar, menggaruk, mengetok bersama ayam-ayam betina lain. Barangkali ia akan mematuk di sekeliling halaman untuk mencari beberapa butir makanan dan seteguk minuman. Barangkali ia akan berjingkrak-jingkrak dan menari-nari di sekeliling ayam-ayam jantan untuk beberapa saat, namun pasti ia akan kembali kepada ketenangan dan keheningan gagasan besarnya.

Ia akan memperlakukan telur tersebut dengan respek yang luar biasa karena ia tahu secara instingtif bahwa ia harus memainkan peran keheningan untuk melahirkan kehidupan baru.

Kapan saat terakhir Anda duduk dengan tenang dan hangat selama 21 hari? Pernahkah Anda memberikan perhatian yang tenang dan damai terhadap impuls orisinal itu, dengan menyadari bahwa hal itu paling sedikit akan menghabiskan waktu tiga minggu sebelum memunculkan cahaya kehidupan.

Kita semua adalah ayam betina, atau kita bisa menjadi ayam betina. Hal itu membutuhkan rasa percaya diri yang tenang dan damai untuk duduk mengerami telur sebelum gagasan yang kita cari muncul menjadi nyata.
Dimana-mana mereka berketok dan berkokok,
namun hanya dalam ketenangan dan keheningan, gagasan bisa lahir.
-------------------------------------------------

That's it. Banyak hal baru yang saya temui di buku ini, selain menambah wawasan tentang kiat-kiat berbicara, baik secara one on one atau pun menghadapi banyak orang, buku ini cocok juga sebagai motivator dikala jenuh melanda.

Ngga percuma dibaca saat weekend :)

Sobat punya buku tentang motivasi sejenis? Share di kotak komentar ya :)

47 comments:

Sou Stalker said...

wadu,kenapa orangnya gak di poto skalian bro ? koq tangannya doank ? Hahaha. .

makasih info nya bro.

Osi said...

lengkap juga penjabarannya...

Iya ya @Sou Stalker...pic wajah yang buat posting koq gak di tampilin jg

sda said...

informasi menarik, ulasannya juga...
termasuk tidak bisa banyak berkata2 nih...
hihi...

narti said...

bukunya sampai dimutilasi si kecil gitu, mesti ada yg menarik minatnya....
anak kreatif, perlu diarahkan yang benar.
hehe...

Ratasoe said...

Wanh infn yg bgus sob, perlu lathgn and kesabran untk mempraktekanx :-D, trims b4..semangat

Dendy Darin said...

@soustalker: kalo orangnya ngikut, blogger kudu bayar royalti ke saya :D

megi said...

buku yg bagus, boleh pinjam kagak ?? :D

Dendy Darin said...

@megi: dah sobek2 gitu, mau? :)

Dinoe said...

Wah..buku itu pasti bagus isinya mas, terlihat dari tulisan mas...btw buku motivasi saya ada juga sedikit mengkoleksinya mas..salah satunya karya robert .t .kiyoshaki

abrus said...

Satu, lari terbirit-birit.
Dua, lari terkencing-kencing.

trusz, guru kencing berdiri murid kencing berlari ... hehehe ... gak nyambung!

Blogger said...

wah anak teknik y sob, seperjuangan dnk hehe..
sepertinya menarik nech bukunya memberi motivasi dan inspirasi coba di cek dulu dech penasaran...
sukses sobat!

Seiri Hanako said...

ow lumayan juga bukunya...
salam kenal..
(^__^)

phonank said...

Phonank pernah lihat buku ini di toko buku,,

Sepertinya isi dari buku ini banyak manfaatnya, ini baru praduga phonank, karena belum pernah membacanya. Hehehe..

namun dari review barusan buku setebal 216 halaman ini, caelah.... sepertinya emang Top.

rahmatea said...

wah....buku yang bagus sob,
ternyata untuk sukses kita harus menarik diri dulu dari segala aktivitas sehari hari kita ya.....

saya rasa orang sukses dan orang gagalpun bedanya juga tipis....sangat tipis malah, cuma soal peluang....diambil atau di buang.

thank's.

fai_cong said...

diam ajah kang... gak usah lari ato berdiri.
hahaha...
bagus bukunya kang..
pinjem kang.. hehe.. :D

Unknown said...

buku yang luar biasa,

darahbiroe said...

wah seperinya buku ini sangat menarik hehe
saya setuju bicara juga harus menggunakan tekhnik dan seni heh mangtabb

antok said...

seni berbicara,,
dgn ini kita bisa terlihat lebih smart x yaw
dgn gaya bicara yg keren heheh

Radhitya Notes said...

Chiken soup bisa di jadikan referensi....,
salam kenal dan salam hangat dari blogger Bali

megi said...

yang pentingkan isinya gan :D

Land of Oase said...

thanks bro sharingnya... satu lagi pelajaran berharga. biasanya orang yang bagus nulisnya memang tidak sebagus kalo di-artikulasikan. tapi itu biasanya, yang ga biasanya juga banyak, salah satunya saya yakin Darin, hehehehhe...

Dendy Darin said...

@radhitya: itu juga bagus sob :)
@megi: bener? alamatnya aj bro, email k saya ya :)
@land of oase: ah sama-sama pak :) salam dari Solo untuk Karratha! :D

Anton said...

Buku Seni Berbicara karya Kenneth Wydro ini, patut dibeli dan dibaca.Saya tertarik dengan kalimat pembukanya ini, "Para pemikir besar sepanjang sejarah telah memperlihatkan kepada kita bahwa seorang jenius bukanlah orang yang dianugerahi talenta atau kemampuan khusus; jenius adalah orang yang memfokuskan dan mengarahkan talenta atau kemampuan alaminya. Jauh sebelum Edison lahir, prinsip-prinsip kelistrikan sudah ada. Namun Edison berhasil menemukan bagaimana menyalurkan dan memfokuskan hukum-hukum alam untuk tujuan praktis. Ia mempersembahkan untuk dunia sebuah cahaya pengetahuan khusus yang kemudian mengubah kualitas kehidupan modern." Kira-kira berapa harganya ini sobat?

secangkir teh dan sekerat roti said...

selamat membaca :)

Dendy Darin said...

@anton: saya lupa2 ingat sob..paling ngga 40 ribuan deh. search aj di gramed :) ok?
@kakve: wah ngirit banget komennya :D yoi sob, met weekend yo :)

ompoer said...

bagus bagi semua yang sedang meniti karier...
jgn cuma titel sarjana tapi public speaking nya gak ada...

sakurata said...

Wah, no komeng, bingung mau komeng apa :mrgreen:

sakurata said...

Sorry, salah komeng, harusnya itu komeng di blog tetangga, maaf...

Desain covernya bagus, dan dari review...layak untuk dibaca, thanks atas info menarik ini Bro

Dendy Darin said...

@oempoer: betul itu, soalny banyak sarjana yg ngga menguasai hal ini.
@sakurata: waduh sob, jangan salah kamar, bahaya! :D yoi sami2 sob.

Anonymous said...

tampaknya ana harus mereferensikan buku ni ...

cuz ana komunikasi ana masih belepotan neyyy ,,,

hehehe...

^_^

arsumba said...

keknya perlu baca nih buku...
saya paling gak bisa kalau suruh bicara di depan.. sering macet ouye.. hihihi..

Sohra Rusdi said...

mantap mas review bukunya

Digital Book said...

Sepertinya buku yang menarik
*tuker link dengan PR 4, mau?*

merawat dan memperbaiki komputer said...

jadi pingin baca ni buku kawan...
info yang menarik.

wadah untuk berbagi informasi said...

mantep nich reviewnya,serasa sudah baca bukunya..

makasih sahabat,telah berbagi info menarik ini..

Digital Book said...

sudah di link mas *Indonesianer* :-) hope we can be good friends
*tuker link dengan PR 4, mau?*

♥ria♥ said...

Buku yang bagus
hebat bacaanya hehe ^___^

Jangkrik dan Babi Terbang said...

Luar biasa uraiannya mas. jadi penasaran dengan bukunya. Dan saya suka dengan cerita tentang ayamnya. Walaupun saya takut dengan ayam. Krikk!!! dia pemakanku. Lariiiiiiii... Krik!!!

NOOR'S said...

Wah...buku yang patut saya baca nih, karena saya tak pandai ngomong. makasih infonya...

Anonymous said...

neet blog!!

sapta said...

lari yg terkencing2 tu kyk gimana mas...? heheh..

sy jg py buku judulnya seni berbicara tp ciptaan lary king.. bagus bgt emank.. mengajarkan bagaimana kita berbicara baik dgn orng lain maupun pidato.. mgkn tu buku hampir sama kali yah.. tp intinya sama mgkn..hehe..

makasih infonnya.. ;D

Bung Eko said...

Wah, gak rugi deh baca panjang-panjang. Ujungnya, cerita tentang si ayam betina begitu mengena. Ya, kita memang butuh keheningan untuk bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Dan, tentu saja sebuah usaha yang berbeda dari yang biasa dilakukan orang lain, karena 1 pukulan saja bisa membedakan nasib seorang pemain baseball...

Anonymous said...

Bukunya keren, saya harus nyari nih... bajakannya. :)).
Blog nya juga keren.
Keep succes ya, Den.

Gilangbazooka

Dendy Darin said...

sukses jg a ade, wah kunaon bajakan? nu asli ge loba hehehe

awin said...

bos beli bukunya dimana sih? kok nyari di gramedia gak ada?

Unknown said...

Halo semuanya...saya dari BusinessFirst International, pemegang lisensi langsung dari Canada untuk Think On Your Feet. Silakan kunjungi blog kami: http://businessfirst1.wordpress.com/

Unknown said...

Halo semuanya...saya dari BusinessFirst International, pemegang lisensi langsung dari Canada untuk Think On Your Feet. Silakan kunjungi blog kami: http://businessfirst1.wordpress.com/

Post a Comment