February 15, 2010

Elegi Narsis dan Rumput yang Bergoyang

Alkemis itu mengambil buku yang dibawa seseorang dalam karavan. Membuka-buka halamannya, dia menemukan sebuah kisah tentang Narcissus.
Alkemis itu sudah tahu legenda Narcissus, seorang muda yang setiap hari berlutut di dekat sebuah danau untuk mengagumi keindahannya sendiri. Ia begitu terpesona oleh dirinya hingga, suatu pagi, ia jatuh kedalam danau itu dan tenggelam. Di titik tempat jatuhnya itu, tumbuh sekuntum bunga, yang dinamakan narcissus.
Tapi bukan dengan itu pengarang mengakhiri ceritanya.
Dia menyatakan bahwa ketika Narcissus mati, dewi-dewi hutan muncul dan
mendapati danau tadi, yang semula berupa air segar, telah berubah menjadi danau airmata yang asin.
"Mengapa engkau menangis?" tanya dewi-dewi itu.
"Aku menangisi Narcissus," jawab danau.
"Oh, tak heranlah jika kau menangisi Narcissus," kata mereka, "sebab walau kami selalu mencari dia di hutan, hanya kau saja yang dapat mengagumi keindahannya dari dekat."
"Tapi... indahkah Narcissus?" tanya danau.
"Siapa yang lebih mengetahuinya daripada engkau?" dewi-dewi bertanya heran.
"Di dekatmulah ia tiap hari berlutut mengagumi dirinya!"
Danau terdiam beberapa saat. Akhirnya, ia berkata:
"Aku menangisi Narcissus, tapi tak pernah kuperhatikan bahwa Narcissus itu
indah. Aku menangis karena, setiap ia berlutut di dekat tepianku, aku bisa
melihat, di kedalaman matanya, pantulan keindahanku sendiri."
"Kisah yang sungguh memikat," pikir sang alkemis.
Itu adalah prolog dari novel Sang Alkemis karya Paulo Coelho. Satu pesan yang dapat dipetik adalah, ternyata kenarsisan seseorang tak berguna sama sekali bila dipandang sari sudut pandang orang lain. Manusia sama. Secara insting, kita semua hanya peduli pada satu orang, yaitu diri kita sendiri. Contoh, bila seorang teman menunjukkan foto-foto sewaktu wisata bareng, foto siapakah yang pertama kali kita amati? Tentu foto kita sendiri. Setelah puas, baru mengamati yang lain.

Sang danau dalam kisah tadi pun begitu. Ia tak peduli dengan kehadiran Narcissus yang saban hari hadir memperlihatkan kekaguman pada dirinya sendiri di depannya. Yang danau lihat bukanlah Narcissus, tapi pantulan di matanya yang menampilkan keindahan dirinya lah yang selalu ia cari.

Seperti halnya ngeblog. Apa yang kita rasakan saat membaca sebuah blog yang hanya menceritakan dirinya sendiri, yang tak ada unsur inspirasinya sama sekali? Kalau saya, jujur, mual. Benar kita menjalin persahabatan, benar kita mengharap backlink, benar kita secara halus ingin mencuri ilmu, tapi kita juga punya emosi. Kita bukanlah sebuah meta tag hidup yang saban hari mantengin monitor dan bersifat monoton.

Hey, obyektif dong! Ok, ok. Ngeblog adalah hak asasi setiap insan online. Pernah seorang sahabat asing memberi saran pada saya: keep blogging, even noone read your blog! Well, saya berkilah: How about passion? I mean our passion on writing? Ia jawab: who cares? He/she won’t cares about you anyway, believe me, they only care about themselves. Waw, saya jadi berfikir, untuk apa kita buang-buang waktu mengunjungi blog yang kita ga sreg tuk membacanya? Apa blog memang didesain untuk sekedar memuaskan sifat narsis dalam diri kita masing-masing? Bila memang begitu adanya, ya sudah, seperti kata teman saya tadi, they only care about themselves.

Setidaknya ini hanya sekedar opini. Bagaimanapun juga dunia kata tak ada sangkut pautnya dengan traffic, PR, dan SEO, atau apalah itu. Bagi saya, tulis menulis adalah sebuah passion. Menerjemahkan apa yang ada dalam fikiran dan terus mencari bentuk ideal adalah sebuah kesenangan tersendiri, yang tak mungkin mampu dirasakan mbah Google sekalipun.

Heh, kalo gitu kamu juga termasuk narsis donk! Yaa, ga tau juga, mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang.. *ebiet mode on*

Punya pendapat sendiri?

22 comments:

cah ndeso said...

selamat pagi menjelang siang
kunjungan perdana dari Cah Ndeso di Lereng Muria.

Ikut baca2 artikel-e dulu ya Mas :D

Salam hangat, sukses dan jabat erat selalu

mr.o2n said...

Emang rumput bisa bicara ya? He,he,he

Anonymous said...

wow, nice article it is. hehehe... salam kenal aja yaa. thanks udah main ke blog gw :D

salam ganteng dari diazhandsome

kawanlama95 said...

puas hanya untuk sesaat, apa yang kita dapat dari narsis narsisan. yang untuk menghibur diri sendiri kalie . Selamat siang

Iman said...

kunjungan perdana sob

hahaha
kata upin: Betul Betul artikelnya

Darin said...

@cahndeso: salam hangat kembali blogmuria :) trims atas kunjungannya.
@sarkodes: bisa pak, itu kata ebiet.g.ade lho hehe
@diazhandsome: salam kenal balik diaz, salam ganteng kembali :D
@kawanlama95: Trims sudah mampir :)
@Iman: Upin Ipin mania juga nih hehe. trims sob.

Anonymous said...

ngeblog bagi saya adalah sebuah sarana untuk saling berbagi, entah itu nasihat, ilmu atau terkadang hal-hal lucu dan haru.

fai_cong said...

saya hadir kang...
hihi... :D

Anak Nelayan said...

Ngeblog adalah hak asasi setiap insan online.saya setuju neeh gan

Unknown said...

narsis oh narsis, kadang terdengar klise juga y, tapi tulisan ini bagus bgt bwt intropeksi para blogger.

saya adalah org yg berrinsip "teruslah menulis biarpun org2 tak mengakuimu sbg penulis"

munir ardi said...

tulislah sebanyak banyaknya mas biar kami yang menikmati masalah narsis itukan relatif

Ngeposting ni yee said...

nIce pOst sObat.,,

Seti@wan Dirgant@Ra said...

narsis relatif,... terkadang muncul menyeruak dan terkadang lari bersembunyi...
saya lagi ngomongin apa yah??
kuabuuurrr....

Anonymous said...

salam ganteng kembali yaaaa... hahaha. kita emang orang yang (sok) ganteeeenngg...

*kunjungan balik, biar seneng* :D

annosmile said...

jadi malu nih..
saya termasuk golongan orang yang narsis..
memang artikel yang menceritakan diri sendiri kadang membosankan..
namun itu juga merupakan hasil penulisan seseorang atas pemikirannya..
media blog memang merupakan tempat untuk saling berbagi pikiran dan pendapat.
saya merasakan banyak manfaat ketika mengunjungi blog teman-teman yang lain..
*salam kenal mas*

Dream Competition said...

wah,kira-kira saya termasuk narsis nggak aya? heheh.Thanks kunjugannya...

arsumba said...

Narsis terkadang perlu.. jika benar-benar mentok ndak ada ide untuk diposting.. itu yang sering saya rasakan.. :D
salam kenal ya.. thanks atas kunjungannya...

bonk AVA said...

blognya berilmu, tukeran link yak! biar loe tambah narsis, he he he ! salam kenal!

Darin said...

@all: sory puyeng bener mw bales satu2 :D, trims kunjungannya n kritik sarannya. Ok, lanjuut blogwalking!

Fanda Classiclit said...

Hai..salam kenal jg. Makasih udah berkunjung ke blogku ya. Soal narsisme di blog, aku kurang setuju kalo semua org hanya memikirkan diri sendiri. kadang kita jg pengen membaca keseharian org lain yg mungkin hidupnya ato karakternya beda dgn kita. loh! Justru aku kadang bosen kalo baca blog yg isinya hanya info melulu, krn kurang personal. enaknya blog itu ada tag, jd kita bisa menulis beberapa sisi dari pribadi kita ke 1 blog yg sama. Pembacanya tinggal pilih aja yg ia suka.

Darin said...

@Fanda: betul sobat. blog kan ibarat rumah. apa sih yg kita rasakan jika berkunjung ke rumah seseorang, kemudian orang tsb hanya membicarakan tentang dirinya sendiri? bete kan? :) tapi pendapat Fanda tentang ingin tahu keseharian blogger lain, it's okey, persahabatan jg mesti dijalin bukan?

ureh said...

foto di pojok kanan atas juga narsis tuh,haha..
habis baca artikel di atas jadi inget lagu Ebiet G Ade "coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang sya la la.."

Post a Comment