March 25, 2010

Noebesi: The Dragon Between Two Nations (1)

Masih tentang bumi Loro Sae.

Bila berbicara tentang pengendalian banjir di sungai, mungkin referensi masih tetap berpusat di Jawa. Kondisi geografis, iklim yang mendukung dan kedekatan dengan sentra pemerintahan betul-betul membuat studi mengenai hal ini focused on this island. Tak heran, sudah ada dua daerah aliran sungai yang menjadi pilot project atau proyek percontohan bagi sistem pengendalian banjir negara-negara lain, yaitu Ciliwung dan Bengawan Solo. Di luar Jawa? Belum tersentuh.

Ok, so here is the story..

Pertengahan tahun kemarin, saya mendapat kesempatan tuk ikut terlibat pada studi, perencanaan dan desain pengendalian banjir sungai Noebesi, Kabupaten Kupang. Surprise? Tidak juga. Sudah beberapa kali saya ikut terlibat dalam studi sejenis, dan sepertinya kali ini pun bakal ngga jauh beda. But, a matter of fact, dugaan saya ternyata ngga sepenuhnya benar.

Kronologis perjalanan relatif sama dengan waktu itu, namun bukan dengan tim yang sama. Kali ini saya hanya ditemani team leader, yang bertindak sebagai main controller di base camp. Pak Muji masih berperan sebagai ahli pengukuran, satu orang untuk tes tanah, satu engineer dan - tentu saja - satu sopir. Ok, sebut saja tim ini tim 05.

Briefing singkat menjelang survey digelar berhari-hari sebelumnya. Sempat ada keraguan, mengingat sungai yang akan ditinjau merupakan satu dari sekian sungai yang menjadi masalah perbatasan antar negara. Noebesi, bermata air di pegunungan Mutis, dan mengalir hampir sepanjang 500 km menuju Laut Sawu. Nah, hampir dua pertiga dari panjang sungai itu, RI dan Republik Demoratik Timor Leste (RDTL) berhak atasnya. Dan berhubung pengukuran sungai itu harus meliputi dua sempadan..anu, maksudnya dua tebing yang berseberangan, mau ngga mau waktu pengukuran nanti kita bakal menginjak tanah orang. Di situlah kita dituntut bisa berkoordinasi dengan baik dengan pihak penjaga perbatasan di kedua kubu, agar masalah survey dan pengukuran lancar. Well, little tricky what we've got here..

lokasi site plan, dengan garis merah putus2 sebagai jalur perjalanannya

Setelah briefing selesai, akhirnya di satu pagi yang cerah, tim 05 pun beranjak meninggalkan Kupang, menyusuri pesisir barat pulau Timor tuk menuju Naikliu, desa transit terdekat dengan site plan. Perjalanannya ngga usah ditanya lagi, off road abis! Dan apesnya, karena saat itu musim kemarau, ada bonus lain selain badan yang ajrut-ajrutan, yaitu debu. Ini yang bikin senewen dan serba salah. Kaca mobil ditutup, debu menyelinap masuk lewat bawah chassis mobil. Kaca dibuka, hwah ia akan masuk dengan suka cita! Jadilah kondisi jadi begitu memprihatinkan. Tim 05 bagai pasukan anti teror bermasker yang terperangkap dalam diskotik debu. Kacau!

Badai pasti berlalu. Mungkin ini pepatah yang tepat saat tim beberapa kali menyeberangi sungai tanpa jembatan. Ya, tanpa jembatan. Sungai-sungai di Timor biasanya bertipe intermitten, dimana kalau musim penghujan airnya laksana bah, giliran kemarau airnya yah kayak selokan depan rumah deh. Kecil banget, malah kadang ngga ada air sama sekali. Jadi maklum, kondisinya jauh berbeda dengan di Jawa yang sepanjang tahun mengalir dengan debit konstan. Di sini yang ada, kita seperti menyeberangi padang berbatu di tengah hutan, asyik juga buat foto-foto.

nyengir kepanasan..

Kita melewati setidaknya dua puluhan sungai jenis ini. Yah, lumayan, untuk variasi pemandangan. Setelah bete berjam-jam bergumul dengan debu, sejenak menikmati hamparan bebatuan bisa jadi obat yang manjur tuk kembali fresh melanjutkan perjalanan.

Singkat cerita, tim 05 sukses menginjakkan kaki di lokasi survey tepat kala matahari hampir terbenam. Tanpa buang waktu, langsung kontak kades setempat, and a minute later, resmilah tim 05 bakal menginap rumah kades selama survey berlangsung.

bentar, kurang lengkap kalo ngga narsis dulu..

Penasaran kayak apa sih Noebesi itu? Besok ya!

Sekarang, ngopi aja dulu. Setuju?

40 comments:

megi said...

pertamaxx kah ???

megi said...

horeeee pertamaxxx :p
izin baca sob ^^

Ratasoe said...

Kunjungan rutin Sob, xmb membaca and menyimak ;-), enak jg ya bs jaln..,trims yo

Dendy Darin said...

@megi: kayaknya pelanggan pertama nih, monggo pinarak mas :D
@ratasoe: silakan sob, yah suka duka pasti ada :)

megi said...

wah ceritanya bersambung yah
ya udah ngopi dulu aja deh (eh saya nggak suka ngopi jadi nge-teh aja deh, segerrr) ^^

kurniawan.q said...

terimakasih artikelnya ditunggu kelanjutanya

Sou Stalker said...

di tunggu lanjutannya bro !
met sore ya,ane mao ngopi dolo. .
Hahaha. .

fanny said...

wah, asik juga bisa ke sana ya

Njowotenan said...

jadi kepingin nieh....

sejenak said...

wah... asyik banget perjalannya nih mas... sayang mesti bersambung... sabar... sabar...

a-chen said...

dtunggu kelanjutannya... :-)

buwel said...

wah kupang... duh jauhnya...

AISHALIFE-LINE said...

wahhh,sepertinya gersang banget gitu ya?

albertus goentoer tjahjadi said...

waduh... bersambung ya mas?

admin said...

penasaran sungai neobesine mas..
pasti keren..
ternyata bengawan solo dijadikan acuan negara lain hebat

Dimas said...

biar foto panas2 tapi viewnya keren tuh sob....

catatan kecilku said...

Wah.., tanahnya kering dan tandus ya..?

catatan kecilku said...

Lho..., kok komenku hilang..? *celingak-celinguk*

catatan kecilku said...

Eh.., komennya nongol juga akhirnya.... *nyengir malu*

non inge said...

gelar tikar... nunggu lanjutan...
*erm... mas Darin, cappuccino satu yah ^^*

Peluang Bisnis | Ricky said...

Kelihatannya kegiatan yang mengasyikan tuh mas, bisa di sambil buat menyalurkan hobby :)

AdityaBlogsphere2 said...

moga perdamaian dan ketentraman slalu ada untuk negri kita dan tetangga....amin

dinoe said...

bersambung ya mas...di tunggu nih kelanjutan cerita perjalanan dinasnya...

Didien® said...

seru juga yah perjalannya..meski beresiko namun banyak hal yg bisa menjadikan sebuah postingan indah seperti sekarang


salam, ^_^

Caride™ said...

pasti asik bgt perjalannya..
meskipun di dominasi kegersangan, namun semangatnya tetap berkobar..salut deh

d-Gadget™ said...

tapi g terjadi apa² kan bro waktu melakukan survey?

Anonymous said...

waahhh... seru juga ya di sana. beda jauh sama Pulau Jawa. semoga sukses survey-nya. salam dari Pulau Jawa :)

*akhirnya nemu blog yg punya orang Nusa Tenggara jugaa* :D

fai_cong said...

hahaha..
kang darin bisa narsis juga ya..
*puissss kang*
tak tunggu lho kang..
jangan lama-lama ya, nanti lama-lama aku di abil orang.
wkwkwkwkwkwk....

Rock said...

Wahhh... pake acara bersambung segala nich... hahaha...

HAPIA Mesir said...

wah manteb...

tetep semangat sob..walau kepanasan..

Artikel Islami said...

semoga bermanfaat bagi yang lainnya dan tentunya banyak orang

Dimas said...

kunjungan rutin aja ke blog sobat...

jimox said...

hmmm.... menarik banget pengalamannya mas... di tunggu kelanjutan ceritanya... o iya, dulu kalau nggak salah pernah denger berita, kalau di perbatasan Timor Leste dan Indo, sering terjadi kontak senjata.. kalau sekarang ud nggak kan mas?

Dendy Darin said...

@jimox: itu di bagian timur, dekat atambua. yg disini relatif lebih aman koq. masyarakatnya masih saling berbaur.

Annur Shah said...

Thks dagh mmpir yah kawan
lam kenal

elok langita said...

elok mau follow blog ini.. sebelah mana iah google follownyaaa??

Dendy Darin said...

@noer: sama2 :)
@elok: itu di sidebar ^_^

Pen Lab said...

wah, pasti pengalamannya seru ya...
btw, kopi saya udah habis, tak bikin lagi ya, sambil nunggu kelanjutan cerita noebesi

Blogger said...

waha semangat...
seru banget perjalanannya penuh dengan pengalaman yg pastinya tak terlupakan sob...
sukses slalu!

Dendy Darin said...

@mas berry: ok mas, kapan2 saya kirim kopi Flores mau ya mas ^_^
@bunglon blog: ya suka duka pasti ada, yang pasti homesicknya ngga ketulungan :D

Post a Comment