May 13, 2010

Bermain Dengan Benanain di Lumbung Timor (1)

Mata masih terasa berat saat memandang layar departure di Bandara Juanda, Surabaya. Lion Air tujuan Kupang yang semestinya take off pukul 7 malam tertulis delayed. God! Saya dan team leader pun tak mau ambil pusing, lebih baik menunggu sembari leyeh-leyeh di ruang check in daripada harus migren karena terlalu sibuk memperhatikan orang yang lalu lalang di lobby terminal.

Alkisah, keberangkatan saya kali ini guna memenuhi panggilan survey pendahuluan Review Desain Pengendalian Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu, NTT. Berbekal pengalaman saat menangani masalah sungai-sungai kritis dan perencanaan embung, hal itu ternyata masih membuahkan kepercayaan dari Balai Besar Wilayah Sungai NTT untuk kembali menugaskan tim yang sama, meninjau ulang desain yang pernah dibangun di tahun 2001. Dan demi presentasi konsep pendahuluan yang akan dihelat minggu depan, jadilah saya meringkuk di waiting room, melototin TV bandara yang tengah membahas perseteruan Susno Duadji dan Polri. Yay, bete banget :)

Setelah hampir dua jam berkutat dengan ketidakpastian, pengumuman itu akhirnya datang juga. Dan beberapa menit kemudian, panorama kota Surabaya yang bak gugusan mutiara pun jadi semacam pemandangan penghantar kata selamat tinggal. Yup, bye Java, welcome Timor...

Satu jam empat puluh lima menit, adalah waktu yang ditempuh bagi burung besi tuk mencium permukaan landasan pacu yang basah di Bandara El Tari Kupang. Ya, ternyata sebelumnya telah terjadi hujan badai di sini, dan kata supir taksi, untung pesawatnya telat, kalo ngga mendaratnya bakal susah! Duh, saya koq tiba-tiba merasa bersalah ya dengan Lion Air? *hehe*

Ok, berikut rencana lokasi surveynya...


Selang dua hari, setelah konsolidasi dan masalah administrasi, tim pun memulai perjalanan membelah pulau Timor sekitar 300 km ke arah timur dari kota Kupang. Kami berangkat tepat pukul 7 pagi, singgah sejenak tuk sarapan di So'e, ibukota kabupaten TTS (Timor Tengah Selatan) dan kemudian tanpa henti kami lanjut terus hingga 8 jam terlewati, menuju kota kecamatan terdekat ke lokasi survey, Betun.

suasana Betun

Sampai di Betun, untuk menghemat waktu dan mumpung masih jam 3-an, tim langsung meninjau sungai yang dimaksud. Menurut catatan, sungai Benanain adalah sungai terbesar di Timor. Dengan panjang mencapai 125 km, lebar antara 1 km hingga 1,5 km dan luas daerah pengaliran sebesar hampir 3000 km persegi, Benanain merupakan penyuplai sedimen yang bernilai tinggi dan menciptakan lahan subur di sepanjang alirannya. Ditambah lagi, di lokasi ini telah dibangun daerah irigasi yang mencakup areal pesawahan seluas 10 ribu hektar, dengan pengambilan pusat di Bendung Benanain.

sketsa lokasi survey

Dari Betun, kami melintasi jembatan Benanain (lihat sketsa) dan sejenak melihat situasi...

jembatan benanain, yang pernah putus di tahun 2000 akibat banjir bandang

alur sungai sebelah hulu, great pic!

Selanjutnya kami merambah ke daerah hulu sungai, dimana sebuah bangunan air yang megah telah berdiri kokoh. Yup, Bendung Benanain.

Enjoy the shots!

huruf N-nya sapa yang ngambil? hayo ngaku! :D

pintu pengambilan utama

as bendung, dengan tinggi 13,5 m dan lebar 140 m

Bendung senilai 150 milyar ini bertanggungjawab atas suplai air irigasi yang membentang di tiga kecamatan di Kabupaten Belu, yaitu Kecamatan Malaka Tengah, Malaka Barat dan Kobalima. Debit pengambilan yang mencapai 13 meter kubik per detik hingga kini tetap konstan, menjadikan kawasan ini salah satu lumbung pangan di NTT. Produksi berasnya mencapai 3050 ton/tahun dan hasil jagung yang tak kalah sangar, 22.500 ton/tahun!

Sayangnya, setiap tahun banjir selalu menggenangi daerah subur ini. Untuk itulah, agar produksi pertanian tidak terganggu, pengendalian banjir di sungai Benanain mutlak diperlukan. Ehm, koq jadi kayak promosi? *hehe*

Puas nonton bendungan, tim beranjak menyusuri alur sungai sebelah kanan, dengan terlebih dahulu berencana mengambil informan agar lebih detail meninjau spot-spot yang ada. Eh kebetulan, disaat yang sama tim dari Dinas Pengairan Propinsi (DPP) pun tengah mengadakan survey tuk meng-cover bangunan-bangunan sungai yang rusak. So, jadilah kita berdiskusi ria di jalan..


Dari diskusi singkat itu, tim mendapatkan banyak informasi berharga seputar kondisi lapangan. Beberapa hal urgent tertuang, diantaranya ada konflik sosial atas keberadaan tanggul sungai yang melewati lahan warga, titik-titik lokasi yang menjadi prioritas, dan memberikan warning dengan adanya keberadaan buaya di daerah muara. Waks!

An hour later, diskusi bubar. Tim DPP diburu waktu tuk hajat di Atambua, dan tim kami sendiri diburu waktu tuk segera melihat lokasi.

Here some pics..




Pengamatan awal difokuskan pada informasi dari warga setempat mengenai tinggi dan luas genangan banjir, bangunan-bangunan sungai yang rusak, dan peninjauan efektifitas tanggul yang sudah ada. Pengumpulan data-data awal ini semacam ritual yang biasa kami lakukan, karena merupakan batu loncatan penting tuk survey secara detail keesokan harinya.

Fiuh. Tak terasa waktu beranjak malam, dan tim pun bergegas kembali ke Betun tuk mencari penginapan
 
Penasaran gimana bentuk buaya yang saya temukan di lapangan? Lanjut besok ya. Sekarang, ngopi aja dulu. Yuk! :)

(to be continued)

39 comments:

Rokok Elektronik said...

enaknya jalan-jalan :)

NURA said...

salam sobat
puas sekali lihat foto bendungan dan suasana di sini.
jadi pingin ke Bendung BENANAIN.

ariefborneo said...

Met mlam mas...wah pasti asik ya k daerahx orang smbl jalan n kerja jga..bendungan BENANIN mntap mas..good artikel...sukses slalu mas.

Karzanik said...

tentunya kalau jalan-jalan kesana pengalaman yang berharga.

Unknown said...

SUKSES SELALU MAS DARIN...

Enutd said...

nunggu lanjutannya aaaah...
ikut ngopi Mas, nih sama gapit Mas oleh2 dari Cirebon sama trasi dan sirup tjampolay hehe...

pandi said...

seru-seru.. asik kayaknya.. jadi pengen..

catatan kecilku said...

Penasaran ah dg buayanya... Gedhe2 ya..? Ih, serem..

HB Seven said...

ditunggu buayanya mas......

hendro-prayitno said...

buaya apa ya??tapi kalau bahaya mesti panggil panji tuh

hakim said...

indah banget bang sungainya........sepertinya masih bening airnya, beda dengan di jakarta...

dedekusn said...

Enak kang Darin, jalan2 terus... ikut dunk hehe...
Tugas Dinas + pelesiran.

Blogger said...

hmmm..jalan2 sambil kerja sama seperti saya
ada jembatan,bendung, bronjong, konstruksi yg sudah tidak asing lagi hehe...
Sukses Slalu!

Dendy Darin said...

@bunglon: hehe iya sob. banyak juga ya anak teknik yg jadi blogger? :)

Sudinotakim said...

Mantap mas , perjalan tugasnya..moga sukses ya mas..

non inge said...

mas Darin, mau donk diajak jalan2 (loh?)

Anonymous said...

semoga tak ada lagi banjir

Aulawi Ahmad said...

wah seru kayaknya pekerjaan ente hehehe, sukses selalu aja deh :)

koplak said...

kirain buayanya dibahas disini

Nikmatnya Hidup said...

wah asik nih perjalanannya, bisa tau daerah laen..... pgn juga aku :)

rizal said...

asik nih jalan2, gambarnya bagus2 mantap

soewoeng said...

weh kemana mana

lukman said...

Salam kenal :)
btw ada info kontes berhadiah samsung corby dan ipod shuffle di gugling.com loh :D

akhatam said...

wah hebat sekali sob.. sukses!!

attayaya said...

okeh
kita ngupi dulu
semoga tak terjadi banjir lagi
dan sumber air tetap terjaga

PRof said...

Ck..ck....seneng'e....kerjo sambil jalan2....

netmild said...

wah enak ya bisa maen kemana mana ane ikut gan..gpp jadi tukang angkat barang juga..

secangkir teh dan sekerat roti said...

enak bisa berkelana nih :)

ario saja said...

mantab nih surveynya

bonk AVA said...

lho kok tiba tiba ada buaya....wihhhhhh seramm...

mas saya bawain award buat mas , diambil ya....

Ferdinand said...

Siank Sob...aku mampir nie setelah udh lama bgt absen hha...

weleh2.....deket2 kampung bapakku tuh hhe....
klo bapakku di Alor Sob....

tp aku nggeh wes lama ga kesana.....kebanyakan pulang kampung ke solo dr pada kesana hhe...

aku mau save ya sob..arep tak kasih tau bapakku hhe....

Pelakon Takdir said...

salam sejahtera
kisah yang menarik dibaca
saya dah follow
saya juga bawa award untuk Anda mohon diambil ya
kalau belum punya

Sudinotakim said...

Asyik perjalanan dinasnya mas..moga sukses ya

TRIMATRA said...

semoga adanya bendungan bananai membawa berkah bagi kehidupan di tiga kecamatan..

greatest info said...

mantap
semakin baik hubungannya

Unknown said...

met hari minggu. btw, posting via imel kurang bagus hasilmnya, mas. readmore gak bisa muncul.

Anton said...

Sedih saya melihat kondisi disana mas, apalagi melihat bendera merah putih yang sudah lusuh.

Bung Eko said...

Walah, sungainya kok sama seperti kebanyakan sungai di Jawa ya? Kalo pas surut jadi kecil banget airnya, tapi pas pasang malah meluap ke mana-mana. Apanya yang salah?

Btw, asyiknya jalan-jalan terus.

aldy said...

Implementasi ilmu real dilapangan selalu menyenangkan Mas Darin, dampaknya langsung dapat dirasakan oleh yang membutuhkan. Jari iri :(

Post a Comment