February 9, 2010

Rindu Santai (banget...)

Saya benar-benar lagi rindu sama yang namanya santai. Entah kenapa saya baru sadar, saya belum sempat mengalokasikan waktu untuk mengasah gergaji saya. Eh, ngomong apa saya ini? Gergaji apaan? :) Untuk yang pernah baca buku Berfikir dan Berjiwa Besar karya David J. Schwartz, ungkapan mengasah gergaji mungkin sudah tak asing. Ya, singkatnya, mengasah gergaji untuk bisa memotong permasalahan hidup agar lebih mudah. Gitu kali :)

Sedikit flashback. Lima tahun yang lalu, saya belum berfikir untuk belajar lebih mendalam tentang keairan. Namun dengan sedikit keberuntungan - yang saya yakin Yang Kuasa berperan - saya ikut mencicipi ilmu itu langsung di dunia kerja. Prinsip learning by doing rupanya bukan isapan jempol. Prinsip ini pula lah yang membawa saya hingga ke tingkat saat ini. Tingkat yang saya fikir jauh dari harapan ideal saya..

Selama lima tahun itu saya sering dihadapkan pada suatu persoalan, baik teknis maupun non teknis. Beberapa dapat diatasi, sebagian besar ngedrop. Saya ga bisa menyalahkan diri sendiri, toh manusia punya keterbatasan. Namun saya menikmati itu semua hingga pada satu titik - seperti saat ini - dimana saya merasa down to zero lagi. Saya ga tau kenapa. Apa karena terlalu intens-nya pekerjaan yang saya geluti? Tidak juga. Saya masih sempat melototin playstation dan main game commandos berjam-jam di PC. Saya juga kerap refreshing dengan keluarga ke Time Zone walau cuma untuk menghabiskan 2-3 koin saja.

Dan setelah saya melirik rak buku, baru saya tersadar. Sejak kapan saya terakhir membaca buku? Dengan ingatan yang lamat-lamat saya ingat. Kalau novel, Benteng Digital karya Dan Brown. Komik ya belum menjamah lagi. Buku islami, berderet-deret di rak itu namun yang tersentuh hanya beberapa halaman di muka saja. Dan buku referensi? Nol besar. Saya mendesah..betapa ujub-nya saya bila tak sempat menambah ilmu yang semakin berkembang ini. Pantaskah saya disetarakan dengan orang yang digambarkan oleh Taufik Ismail - Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia? Eits, dada saya terguncang, bung. Bakar saja itu manuskrip puisi! Just kidding :)

Santai..sesuatu yang langka untuk saya saat ini..

5 comments:

wardi said...

pertamax...

Unknown said...

Santai...saya juga kangen dengan santai..ingin santai sejenak walaupun hanya semenit saja hehe. Salam kenal sahabat..

Rachmat blog said...

santai sih boleh-boleh aja tapi jangan sampai keterusan

Darin said...

@wardi: selamat :)
@lia: senasib berarti ya
@rachmat: trims nasihatnya pak :)

diadjeng said...

selagi bisa.....nikmati santaimu kawan..:)

Post a Comment